Wednesday, June 2, 2010

Tukang Sepatu dan Liliput

Dahulu kala, disebuah kota tinggal seorang Kakek dan Nenek pembuatsepatu. Mereka sangat baik hati. Si kakek yang membuat sepatu sedangkannenek yang menjualnya. Uang yang didapat dari setiap sepatu yangterjual selalu dibelikan makanan yang banyak untuk dibagikan dandisantap oleh orang-orang jompo yang miskin dan anak kecil yang sudahtidak mempunyai orangtua. Karena itu walau sudah membanting tulang,uang mereka selalu habis. Karena uang mereka sudah habis, dengan kulitbahan sepatu yang tersisa, kakek membuat sepatu berwarna merah. Kakekberkata kepada nenek, “Kalau sepatu ini terjual, kita bisa membelimakanan untuk Hari Raya nanti.

Tak lama setelah itu, lewatlahseorang gadis kecil yang tak bersepatu di depan toko mereka. “Kasihansekali gadis itu ! Ditengah cuaca dingin seperti ini tidak bersepatu”.Akhirnya mereka memberikan sepatu berwarna merah tersebut kepada gadiskecil itu.

“Apa boleh buat, Tuhan pasti akan menolong kita”,kata si kakek. Malam tiba, merekapun tertidur dengan nyenyaknya. Saatitu terjadi kejadian aneh. Dari hutan muncul kurcaci-kurcaci mengangkutkulit sepatu, membawanya ke rumah si kakek kemudian membuatnya menjadisepasang sepatu yang sangat bagus. Ketika sudah selesai mereka kembalike hutan.

Keesokan paginya kakek sangat terkejut melihat adasepasang sepatu yang sangat hebat. Sepatu itu terjual dengan hargamahal. Dengan hasil penjualan sepatu itu mereka menyiapkan makanan danbanyak hadiah untuk dibagikan kepada anak-anak kecil pada Hari Raya.“Ini semua rahmat dari Yang Maha Kuasa”.

Malam berikutnya,terdengar suara-suara diruang kerja kakek. Kakek dan nenek lalumengintip, dan melihat para kurcaci yang tidak mengenakan pakaiansedang membuat sepatu. “Wow”, pekik si kakek. “Ternyata yang membuatkansepatu untuk kita adalah para kurcaci itu”. “Mereka pasti kedinginankarena tidak mengenakan pakaian”, lanjut si nenek. “Aku akan membuatkanpakaian untuk mereka sebagai tanda terima kasih”. Kemudian nenekmemotongh kain, dan membuatkan baju untuk para kurcaci itu. Sedangkankakek tidak tinggal diam. Ia pun membuatkan sepatu-sepatu mungil untuppara kurcaci. Setelah selesai mereka menjajarkan sepatu dan aju parakurcaci di ruang kerjanya. Mereka juga menata meja makan, menyiapkanmakanan dan kue yang lezat di atas meja.
Saat tengah malam, parakurcaci berdatangan. Betapa terkejutnya mereka melihat begitu banyaknyamakanan dan hadiah di ruang kerja kakek. “Wow, pakaian yang indah !”.Merek segera mengenakan pakaian dan sepatu yang sengaja telah disiapkankakek dan nenek. Setelah selesai menyantap makanan, mereka menari-naridengan riang gembira. Hari-hari berikutnya para kurcaci tidak pernahdating kembali.

Tetapi sejak saat itu, sepatu-sepatu yang dibuatKakek selalu laris terjual. Sehingga walaupun mereka selalu memberikanmakan kepada orang-orang miskin dan anak yatim piatu, uang mereka masihtersisa untuk ditabung. Setelah kejadian itu semua, Kakek dan dan nenekhidup bahagia sampai akhir hayat mereka.

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes