Friday, February 18, 2011

PENDERMA

Pertapaan itu kedatangan banyak orang sehingga perlu didirikan bangunan tambahan. Seorang pedagang mengeluarkan cek sejuta dolar dan meletakkannya di hadapan Sang Guru.

Sang Guru mengambilnya dan berkata, "Baik. Saya menerimanya."

Pedagang itu kecewa. Yang diberikannya adalah sejumlah besar uang dan Sang Guru tidak mengucapkan terima kasih kepadanya.

"Ada sejuta dolar dalam cek itu," katanya.

"Ya, saya melihatnya."

"Bahkan meskipun saya adalah seorang yang kaya raya, sejuta dolar adalah uang yang besar."

"Apakah Anda ingin agar saya mengucapkan terima kasih?"

"Sudah seharusnyalah."

"Mengapa harus? Pemberilah yang seharusnya berterima kasih," kata Sang Guru.


TINDAKAN TANPA PAMRIH

Sang Guru ditanyai, "Dapatkah tindakan mengantar orang kepada Pencerahan?"

"Hanya tindakanlah yang mengantar kepada Pencerahan," jawabnya, "tetapi mestinya tindakan tanpa pamrih, yang dilakukan demi tindakan itu sendiri."

Suatu ketika Sang Guru duduk dengan anak seorang bintang sepak bola. Ayahnya sedang latihan. Ketika sang ayah menembakkan bola dan masuk gawang, setiap orang bersorak-sorai. Anak itu tidak terkesan. Ia hanya duduk saja dan kelihatan jenuh.

"Ada apa dengan kamu?" kata Sang Guru. "Apakah kamu barusan tidak melihat ayahmu menciptakan gol itu?"

"Ya, Ayah memang jitu melakukannya pada hari Selasa ini. Tetapi pertandingannya baru pada hari Jumat. Waktu itulah gol benar-benar dibutuhkan."

Sang Guru menyimpulkan, "Tindakan-tindakan dianggap bernilai jika menolong kamu mencapai tujuan-tujuan, bukan demi tindakan itu sendiri. Sayang sekali!"



Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes