Wednesday, April 13, 2011

Di Tengah Gelombang

Tahun 1982 Steven Callahan, pria kelahiran tahun 1952, berlayar melintasi Samudera Atlantik seorang diri menggunakan perahu layarnya yang akhirnya menabarak sesuatu lalu kemudian tenggelam. Dia meninggalkan kapalnya dan terombang ambing seorang diri diatas sekoci. Perbekalannya sangat terbatas. Kesempatan hidupnya sangat kecil. Namun ketika tiga orang nelayan menemukannya tujuh puluh enam hari kemudian (ini merupakan rekor terlama seorang manusia yang selamat dari musibah kapal tenggelam dan bertahan hidup seorang diri di atas sekoci), dia hidup-walau lebih hitam daripada ketika berangkat, namun dia hidup. Pengalamannya ini dibukukannya dengan judul “A Drift :78 Days Lost At Sea” yang menjadi buku best seller tentang bertahan hidup di laut.

Perjuangannya bertahan hidup sangatlah luar biasa. Kecerdikan akalnya bagaimana dia menangkap ikan, bagaimana dia menggunakan sinar matahari untuk menyuling air laut menjadi air tawar sungguh sangat mengagumkan.

Namun hal yang menarik perhatian saya adalah bagaimana dia bisa tetap memiliki kemauan untuk terus berjuang sedangkan harapan hampir tidak ada. Sampai kapan dia harus berjuang sampai bertemu kapal yang bisa menyelamatkan dirinya pun tidak dia ketahui pasti.

Bagaimana dia begitu menderita ketika sekoci penyelamatnya bocor dan selama seminggu dengan badannya yang lemah itu dia berusaha memperbaikinya dan selama itu tubuhnya juga terforsir karena dia harus memompa sekocinya yang bocor agar tidak kempes dan tenggelam. Steven Callahan kelaparan, kehausan dan mengalami dehidrasi berat. Dia sangat letih.

Dalam keadaan itu bagi orang biasa rasanya tak ada gunanya lagi berusaha. Menyerah seolah menjadi sebuah pilihan yang paling masuk akal.

Ketika seseorang bertahan dalam keadaan seperti itu, mereka berbuat sesuatu terhadap pikirannya agar dapat memberikan semangat untuk terus berjuang. Kebanyakan orang bila berada dalam keadaan tersebut mereka menyerah atau jadi gila. Sesuatu yang dilakukan atas pikirannya oleh orang yang bertahan hidup mampu memberikan kekuatan untuk terus berjuang dan mengatasi keadaan – keadaan yang berat dantidak menguntungkan.

“Saya katakan pada diri saya bahwa saya mampu melewati keadaan ini”, tulis Callahan dalam narasinya. “Dibandingkan dengan orang – orang lain yang mengalami keadaan itu, saya merasa lebih beruntung. Saya katakan hal itu terus menerus pada diri saya dan membangun ketabahan.

Saya pribadi sangat terkesan dengan cara Callahan membangun semangatnya, motivasinya dan tekadnya untuk dapat keluar dari keadaan survival tersebut. Saya juga mengatakan hal yang sama pada diri saya ketika cita – cita saya terlihat jauh, ketika problematika kehidupan nampak begitu perkasa di hadapan saya, dan… setiap kali saya katakan hal yang sama saya selalu bisa kembali mendapatkan integritas dan kekuatan dalam diri saya.

Sejatinya… apapun keadaan kita akan selalu lebih buruk jika kita membandingkannya dengan sesuatu yang lebih baik. Tapi coba kita lihat sekeliling kita dengan seksama, bukankah ada lebih banyak orang yang mengalami hal yang lebih buruk dari apa yang sedang kita alami? Bukankah saya dan anda selalu lebih beruntung dimanapun kita dan kapanpun, tak peduli betapa buruknya keadaan yang kita alami bisa dibandingkan dengan fantasi – fantasi kita. Ini adalah sebuah pemikiran yang bagi saya lebih masuk akal dan bermanfaat.

Dari sisi sisi ekstrim sebuah keadaan survival seperti yang dialami Steven Callahan, kita dapat belajar untuk menginstall kata kata yang mampu membangkitkan motivasi dan kekuatan yang ada dalam diri kita. Seberat apapun masalah yang sedang anda hadapi, katakan pada diri anda bahwa anda mampu untuk mengatasinya. Dibandingkan dengan apa yang dialami orang orang lain, anda lebih beruntung. Katakan pada diri anda berulang – ulang dan ini dan hal ini akan membantu anda melewati masa masa sulit dengan tingkat ketabahan yang lebih baik.

Satu hal lagi yang perlu untuk selalu diingat, sebelum melangkah, persiapkan diri anda sebaik mungkin secara fisik dan mental. Steven Callahan tentunya tidak begitu saja tiba tiba memiliki pengetahuan dan kemampuan bertahan hidup di tengah gelombang samudera Atlantik yang ganas di atas sebuah sekoci karet. Sebelum melakukan pelayaran, tentunya dia sudah mempersiapkan diri baik fisik dan mental untuk menghadapi kemungkinan terburuk dalam petualangannya.

“Tidak ada yang rahasia dalam kesuksesan. Semuanya adalah hasil dari persiapan, kerja keras dan selalu belajar dari kegagalan” – Jenderal Colin Powell, U.S. Army -

“Man must exist in a state of balance between risk & safety. Pure risk leads to self destruction, pure safety leads to stagnation. In between lies SURVIVAL and PROGRESS” – Michael A. Ugiono-

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes